Jumat, 31 Oktober 2014

Membuat Garis Menggunakan OpenGL


1. Buatlah program garis vertikal menggunakan openGL !
Untuk soal nomer 1 saya menggunakan dev c++ untuk membuat programnya, berikut coding programnya :

Logika untuk coding diatas :
Gl.ClearColor(0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f) pada statement ini dimaksudkan untuk mengedit warna background menjadi warna menjadi hitam dengan kode warna 0.0f. lalu pada glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT); sebagai identifier pada program. glPushMatrix (); untuk embuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar. Lalu glBegin(GL_LINES); Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan. glVertex3f(0,0,-0.0); Untuk menentukan titik awal yang digunakan didalam pembuatan garis vertikal. glVertex3f(0.0,130.0,0.0); Untuk menentukan titik akhir yang digunakan. glEnd (); Untuk mengakhiri gambar garis di titik akhir. glPopMatrix (); untuk membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar. Dan terakhir SwapBuffers (hDC); untuk mengantikan bagian belakang buffer menjadi buffer layar.

Outputnya :

Penjelasan output program :
Dapat dilihat pada output program diatas, warna background pada output adalah hitam karena pada coding program menggunakan kode warna 0.0f, lalu set titik awal dengan koordinat untuk sumbu X dan Y(0,0,-0.0), kemudian mulai membuat titik sampai titik akhir dengan koordinat (0.0,130.0,0.0) untuk sumbu 3 dimensi atau X, Y dan Z.

2. Buatlah program garis horizontal menggunakan openGL !
Untuk soal nomer 2 saya menggunakan dev c++ untuk membuat programnya, berikut coding programnya :

Logika program diatas :
glClearColor (0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f); mengedit atau set warna background menjadi hitam. glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); Untuk membersihkan layar latar belakang. glPushMatrix (); Untuk membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar. glBegin(GL_LINES); Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan. glVertex3f(-0.6f, 0.0f, 0.0f); Untuk menentukan titik awal yang digunakan. glVertex3f(0.6f, 0.0f, 0.0f); Untuk menentukan titik akhir yang digunakan. glEnd (); Untuk mengakhiri gambar garis di titik akhir. glPopMatrix (); Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar. SwapBuffers (hDC); Untuk menggantikan bagian belakang buffer menjadi buffer layar.

Outputnya :

Penjelasan output program :
Sama seperti soal nomer 1 diatas perbedaannya pada titik awal (-0.6f, 0.0f, 0.0f) dan titik akhir (0.6f, 0.0f, 0.0f) dimulai dari sumbu X -0,6 sampai sumbu X 0,6 maka akan membuat garis horizontal seperti pada output program.

3. Buatlah program garis diagonal menggunakan openGL !
Untuk soal nomer 3 saya menggunakan dev c++ untuk membuat programnya, berikut coding programnya :



Logika coding diatas :

glClearColor (0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f); Untuk memilih warna yang digunakan. glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); Untuk membersihkan layar latar belakang. glPushMatrix (); Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar. glBegin(GL_LINES); Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan. glVertex3f(0,0,-0.8); Untuk menentukan titik awal yang digunakan. glVertex3f(9.9,8.9,0.1); Untuk menentukan titik akhir yang digunakan. glEnd (); Untuk mengakhiri gambar garis di titik akhir. glPopMatrix (); Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar. SwapBuffers (hDC); Untuk mengantikan bagian belakang buffer menjadi buffer layar.

Outputnya :



Dapat dilihat pada bagian output program, intinya sama seperti soal nomer 1 dan 2 hanya pada soal nomer 3 ini karena diperintahkan membuat garis diagonal maka titik awal yang saya gunakan adalah (0,0,-0.8) untuk sumbu X dan Y lalu titik akhirnya (9.9,8.9,0.1) untuk sumbu X, Y, dan Z. Maka akan dapat terlihat garis diagonal saat program dijalankan.


Note : untuk teman-teman yang ingin menggunakan coding program diatas, kalian harus memulai coding dari line 81 pada bagian /* OpenGL animation code gores here*/ jika tidak maka akan terdapat eror

Atau kalian dapat mendownload file *.docnya melalui link dibawah ini :
Tugas Makalah Grafik Komputer & Pengolahan Citra

Selasa, 21 Oktober 2014

Bahasa Indonesia

Pengertian Bahasa
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasaadalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk melakukan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang melakukan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Misalnya yaitu lukisan – lukisan, grafik, kode morse, “a picture More Than less a thousand Word” jika mengingat kata-kata tersebut pastilah kita dapat melakukan percakapan selain melalui lisan atau menggunakan bahasa.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri  haruslah merupakan simbol atau perlambang.

1. Fungsi Bahasa
            Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari. Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.
 2. Peranan Bahasa
            Bahasa berperan penting di dalam aktivitas sehari-hari manusia, coba bayangkan jika dalam satu hari manusia tidak berinteraksi dengan orang lain. Tidak mungkin jika seseorang atau manusia tidak berinteraksi satu sama lain, mengingat manusia adalah makhluk sosial. Dibawah ini adalah beberapa peranan bahasa :
2.1 Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
            Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah - ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan 6 lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara
lain :
-  agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
-  keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi

2.2 Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
            Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
            Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
            Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayaksasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
            Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah“bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.

2.3 Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
            Bahasa disamping sebagai salah satuunsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).

2.4 Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.

3. Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menuruthubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
            Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu :
-          Ragam Bahasa Lisan
Adalah Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar.
-          Ragam Bahasa Tulis
Adalah Bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
Jadi, dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak identikbenar, meskipun ada pula kesamaannya.
perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata) :
1.  Tata Bahasa
(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
a)      Ragam bahasa lisan :
- Nia sedang baca surat kabar
- Ari mau nulis surat
- Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
-  Mereka tinggal di Menteng.
-  Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
-  Saya akan tanyakan soal itu
b)      Ragam bahasa Tulis :
-  Nia sedangmembaca surat kabar
-  Ari mau menulis surat
-  Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
-  Mereka bertempat tinggal di Menteng
-  Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
-  Akan saya tanyakan soal itu.
2.  Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :
a)      Ragam Lisan
-  Ariani bilang kalau kita harus belajar
-  Kita harus bikin karya tulis
-  Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b)      Ragam Tulis
- Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
-  Kita harus membuat karya tulis.
-  Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.
-          Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku, yaitu :
a.  ragam standar
b.  ragam nonstandar
c.  ragam semi standar
-          Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan :
a.  topik yang sedang dibahas,
b.  hubungan antarpembicara,
c.  medium yang digunakan,
d.  lingkungan, atau
e.  situasi saat pembicaraan terjadi
-          Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandar :
a. penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
b. penggunaan kata tertentu,
c. penggunaan imbuhan,
d. penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
e. penggunaan fungsi yang lengkap.
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya  atau  aku.  Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.

4. Penggunaan Bahasa Indonesia Dikalangan masyarakat / Keluarga
penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam lingkup keluarga sebenarnya tidak terlalu intens penggunaanya. Hal itu dikarenakan kita lebih cenderung menggunakan bahasa sehari –hari yang lebih santai yang tidak terlalu memperhatikan aturan bahasa indonesia. Namun hal itu tergantung dari pola hidup tiap-tiap keluarga. Keluarga yang berasal dari kalangan terpandang baik status sosial maupun ekonominya cenderung lebih formal dalam menggunakan bahasa yang sudah diwari turun temurun.
Tak jauh berbeda dengan penggunaan bahasa di keluarga, di kalangan masyarakat umum penggunaan bahasa juga sangat bergantung dari jenis pergaulan masing-masing individu. Pergaulan yang cenderung urakan alias out of controlbiasanya lebih mempergunakan bahasa-bahasa kasar yang dapat memicu perselisihan, sebaliknya pergaulan orang-orang terpandang biasanya lebih memperhatikan bahasa yang mereka gunakan agar tidak memicu perselihan yang dapat merugikan diri masingg-masing pihak.

5. Kelemahan dan Kelebihan Apabila Anda Mempelajari Bahasa Indonesia
Kelemahan dan kelebihan yang saya alami apabila mempelajari bahasa Indonesia. Diantaranya sebagai berikut :
-          Kelemahan
a)      Bahasa indonesia merupakan bahasa yang terlihat mudah untuk dipelajari namun dalam  penerapannya sangat sulit
b)      Banyaknya keragaman bahasa daerah yang lambat laun mempengaruhi dan merubah kemurnian dari bahasa Indonesia
c)      Kekreatifan masyarakat indonesia yang membuat suatu bahasa pergaulan baru yang melemahkan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. 

-          Kelebihan
a)      Mempelajari bahasa indonesia dengan baik dan benar artinya kita telah berpartisipasi dalam melestarikan bangsa indonesia melalui media bahasa
b)      Dapat melatih keterampilan berbahasa indonesia yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja yang banyak menuntut keformalan dalam berbahasa
c)      Kita patutnya berbangga untuk menggunakan bahasa indonesia karena bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa dengan variasi bahasa terbanyak di dunia selain bahasa Mandarin, keragaman itulah yang menjadi simbol kemajemukkan suatu bangsa.