Motivasi
Arti motivasi adalah alasan yang
mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang
dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki
alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan
mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam
pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan saya ingin anak saya memiliki motivasi yang
tinggi. Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya
memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan
penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi
sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan
semangat.
A.
Mc. Donald
Motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc.
Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu: Bahwa motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia (walaupun
motivasiitu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut
kegiatan fisik manusia, Motivasi di tandai dengan munculnya, rasa/”feeling”
yang relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi serta dapat
menentukan tinggkah-laku manusia, Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan
dan tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
B.
Sardiman
Motif
dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau
mendesak.
C.
Azwar
motivasi
adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang
atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal
dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
D.
Malayu
motivasi
berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan. Motivasi (motivasion) dalam manajemen hanya ditujukkan pada
sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Pentingnya motivasi karena
motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia,
supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Sedangkan
menurut Edwin B Flippo (dalam malayu 2005: 143), menyebutkan bahwa motivasi
adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau
bekerja secara berhasil, sehingga para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus
tercapai.
E.
American
Enyclopedia
menyebutkan
bahwa motivasi sebagai kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok
pertentang) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan
tindak-tanduknya. Sedangkan menurut G.R. Terry (dalam malayu 2005: 145)
mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang
individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. motivasi itu
tampak dalam dua segi yang berbeda, yaitu dilihat dari segi aktif/dinamis,
motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan,
dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan apabila
dilihat dari segi pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan
sekaligus sebagai peranggsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan, dan
mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan.
Kepemimpinan
Banyak
orang yang beranggapan bahwa kepemimpinan dan pemimpin adalah hal yang sama,
sebenarnya kedua hal ini sangatlah berbeda. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa
individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial sedangkan
Pemimpin adalah individu yang
memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai
tujuan dengan cara yang pasti. Nah sekarang kita sudah tau perbedaannya,
berikut adalah tipe-tipe kepemimpinan dan gaya seorang pemimpin :
1.
Tipe
kepemimpinan otoriter
bahwa
tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin
bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata
hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah bahkan kehendak pimpinan.
2.
Tipe kepemimpinan
bebas (Laissez Faire)
bahwa
tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter.
Pemimpin tipe ini berkedudukan sebagai simbul/ lambang organisasi. Kepemimpinan
dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam
mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan
masing-masing, baik secara perseorangan maupun kelompok-kelompok kecil.
Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasehat.
3.
Tipe
kepemimpinan demokratis
bahwa
kepemimpinan tipe ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting
dalam setiap kelompok atau organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan
orang-orang yang dipimpinnya sebagai subyek yang memiliki kepribadian dengan
berbagai aspeknya, seprtinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran,
pendapat, kreativitas, inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan
secara wajar. Tipe pemimpin ini selalu berusaha untuk memanfaatkan setiap orang
yang dipimpin. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis
dan terarah. Pemimpin dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah,
yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing.
1.
Gaya Telling
(Pemberitahu)
Gaya
Pemberitahu adalah gaya pemimpin yang selalu memberikan instruksi yang
jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan dari jarak dekat. Gaya
Pemberitahumembantu untuk memastikan pekerja yang baru untuk menghasilkan
kinerja yang maksimal, dan akan menyediakan fundasi solid bagi kepuasan dan
kesuksesan mereka di masa datang.
2.
Gaya Selling
(Penjual)
Gaya
Penjual adalah gaya pemimpin yang menyediakan pengarahan, mengupayakan
komunikasi dua-arah, dan membantu membangun motivasi dan rasa percaya diri
pekerja. Gaya ini muncul tatkala kesiapan pengikut dalam melakukan
pekerjaan meningkat, sehingga pemimpin perlu terus menyediakan sikap membimbing
akibat pekerja belum siap mengambil tanggung jawab penuh atas pekerjaan. Sebab
itu, pemimpin perlu mulai menunjukkan perilaku dukungan guna memancing rasa
percaya diri pekerja sambil terus memelihara antusiasme mereka.
3.
Gaya
Participating (Partisipatif)
Gaya
Partisipatif adalah gaya pemimpin yang mendorong pekerja untuk saling
berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan bawahan dengan semangat
yang mereka tunjukkan. Mereka mau membantu pada bawahan. Gaya ini muncul
tatkala pengikut merasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya sehingga
pemimpin tidak lagi terlalu bersikap sebagai pengarah. Pemimpin tetap
memelihara komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan cenderung untuk
lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu pengikutnya.
4.
Gaya Delegating
(Pendelegasi)
Gaya
Pendelegasi adalah gaya pemimpin yang cenderung mengalihkan tanggung jawab
atas proses pembuatan keputusan dan pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala
pekerja ada pada tingkat kesiapan tertinggi sehubungan dengan
pekerjaannya. Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan
termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya.
Komunikasi
Pasti
semua orang butuh dan pernah tau yang namanya komunikasi, jadi Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi nonverbal.
Hambatan-hambatan dalam
berkomunikasi :
1.
Mendengar.
Biasanya
kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada
di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi
yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2.
Menilai sumber
Kita
cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang
memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
3.
Persepsi yang
berbeda
Komunikasi
tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan
si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara
pengirim dan penerima pesan.
4.
Kata yang
berarti lain bagi orang yang berbeda
Kita
sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit,
setengah jam atau satu jam kemudian.
5.
Sinyal nonverbal
yang tidak konsisten
Gerak-gerik
kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan
aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi
porses komunikasi yang berlangsung.
6.
Pengaruh emosi
Pada
keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita
atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
7.
Gangguan
Gangguan
ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang
jauh, dan lain sebagainya.
Klasifikasi komunikasi :
Di
bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau
dari beberapa segi :
A.
Dari segi sifat
1.
Komunikasi Lisan
Komunikasi
yang dilakukan dengan cara lisan / berbicara, contohnya yaitu presentasi
2.
Komunukasi
Tertulis
komunikasi
yang dilakukan dengan cara menulis (tulisan), contohnya yaitu surat, email
3.
Komunikasi
Verbal
komunikasi
yang dibicarakan/diungkapkan, contohnya yaitu sharing (curhat)
4.
Komunikasi Non
Verbal
komunikasi
yang tidak dibicarakan, contohnya yaitu seseorang yang nerves (gemetar)
B.
Dari segi arah
1.
Komunikasi Ke
atas: komunikasi dari bawahan ke atasan
2.
Komunikasi Ke
bawah: komunikasi dari atasan ke bawahan
3.
Komunikasi
Horizontal: komunikasi ke sesama manusia / setingkat
4.
Komunikasi Satu
Arah: pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
5.
Komunikasi Dua
Arah: berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
C.
Menurut Lawan yang berkomunikasi
1.
Komunikasi Satu
Lawan Satu: berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya
2.
Komunikasi Satu
Lawan Banyak: berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
3.
Kelompok Lawan
Kelompok: berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain
D.
Menurut Keresmian komunikasi
1.
Komunikasi Formal:
komunikasi yang berlangsung resmi
2.
Komunikasi
Informal: komunikasi yang tidak resmi
Pengawasan
Pengawasan
adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang
telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring
performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah
proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan
apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual
activities conform the planned activities.
Donnelly,
et al. (dalam Zuhad, 1996:302) mengklasifikasikan (mengelompokan) pengawasan
menjadi 3 Tipe pengawasan yaitu :
1.
Pengawasan
Pendahuluan (preliminary control).
2.
Pengawasan pada
saat kerja berlangsung (cocurrent control)
3.
Pengawasan Feed
Back (feed back control)